Engkau yang selalu ada

Di saat aku terluka
Engkau selalu ada
Kau tak perlu gurau senda untuk buat aku ketawa
Ada padaMu sesuatu yang fitrah
Yang jadi ubat penenang jiwa nestapa
Aku yang selalu alpa
Masih sudi Kau kasihi
Mungkin aku yang tersilap tafsir tersalah sangka
Atas semua tanda yang Kau beri
Lalu aku mengharap dan terus mengharap
Sampai satu ketika
Engkau tunjukkan lagi tanda
Dan kali ini
Aku tersentap
Dan terus terluka
Makin hari lukaku makin dalam
Sedang dalam hati
Masih lagi aku memasang angan mencipta harapan
Melihat dia begitu begini
Dia bukan kepunyaanku nampaknya
Dia sudah ada tulang rusuknya sendiri ku kira
Aku serasanya mahu meluku kepala sendiri
Dengan pedih dan hampa di jiwa
Engkau datang menyapa
Sungguh aku terkesima bukan sesaat
Termalu sendiri
Aku yang kerdil
Apa yang aku tahu soal atur hidupku biar di masa lalu alangkan yang belum berlaku
Tapi tegarnya aku mempersoal
Malah berani menyimpan kecewa sesal di dalam hati
Akulah hambaMu
Si kerdil yang serba kurang ini
Ampunilah aku
Walau lambat aku tetap mahu tumbuhkan rasa yakinku
Yang Engkau sudah punya aturan untukku
Aku dan sekalian alam ini Engkau yang punya
Tak akan ada satu pun terlepas dari perhatianMu
Ampuni aku Ya Allah..


~ Dan untuk dia, Hamba Allah yang satu itu, jangan kau sentuh lagi hatiku dengan manis senyummu, gurau sendamu..engkau sedang menyakitiku luar dan dalam...~